Tumbuhan Karnivora memiliki 2 tipe mekanisme penjebak:
A. Tipe Mekanisme Penjebak Aktif
- Jebakan Jepit
- Jebakan Penyedot
- Jebakan Lubang Perangkap
- Jebakan Lobster
- Jebakan Kertas Perekat
Sebenarnya banyak jenis tumbuhan karnivora, namun dalam postingan ini akan ditampilkan beberapa jenis tumbuhan karnivora terunik versi Serba Ter :)
1. Kantong Semar (Nephentes)
Tipe mekanisme penjebak : Lubang Perangkap (Pitfall)
Kantong semar atau dalam bahasa Inggris di sebut Tropical pitcher plant tumbuh dan tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Di dunia telah ditemukan 82 jenis kantong semar, 64 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia . Bentuk tanaman ini sangat unik dan menarik, menyerupai kendi atau kantong yang memiliki tutup yang bisa terbuka dan tertutup. Pada bagian ujung kantong berwarna merah serta menebarkan aroma yang khas. Inilah yang menjadi daya tari kantong semar untuk menarik mangsanya. Tak heran banyak serangga yang dibuat lengah oleh kantong semar. Begitu mendekat ke bibir kantong semar, mangsa akan terpeleset dan masuk ke dalam kantongnya yang licin. Cairan yang berada di dalam kantong itu langsung bekerja mencerna mangsanya. Cairan-cairan itu dihasilkan oleh bagian bawah kantong semar.
Kantong semar memiliki daun yang ujungnya termodifikasi menjadi kantung perangkap. Kantung tanaman yang berumah dua ini memiliki dua bagian, yaitu area licin di bagian atas dan area digesti di bagian bawah. Bibir (peristom) dan bagian bawah tutup kantung mengandung kelenjar nektar untuk menarik mangsa.
Tumbuhan ini memerlukan beberapa jam saja untuk mencerna serangga kecil, sedangkan untuk serangga besar dibutuhkan waktu beberapa hari.
2. Venus flytraps
Tipe mekanisme penjebak : Jebakan Jepit
Tanaman yang endemik di daerah Carolina Utara dan Selatan ini memiliki daun yang termodifikasi menjadi penjebak serupa jepit dengan beberapa rambut sensor gerak di dalamnya. Modifikasi daun dengan dua lobus yang menutup bersamaan dengan cukup cepat untuk menangkap serangga. Mangsa yang memasuki perangkap menyentuh rambut sensoris, yang membangkitkan impuls listrik yang memicu penutupan perangkap tersebut. Pergerakan perangkap itu sesungguhnya adalah respons pertumbuhan yang sangat cepat di mana sel-sel di bagian luar setiap lobus mengakumulasi air dan membesar.Keadaan ini akan mengubah bentuk lobus tersebut, yang menyatukan pinggiran lobus secara bersama. Kelenjar dalam perangkap itu kemudian mensekresikan enzim pencernaan, dan zat-zat makanan kemudian diserap oleh daun yang dimodifukasi..
3. Sarracenia
Tipe mekanisme penjebak : Lubang Perangkap (Pitfall)
Tanaman berkantung ini berasal dari Amerika Utara. Sarracenia memiliki rimpang dengan akar serabut, daun berbentuk corong yang selanjutnya disebut kantung. Pada bagian atas daun terdapat bentuk tambahan semacam penutup. Kantung biasanya membentuk roset sekitar titik tumbuh pada rimpang. Bagian dalam kantung dibagi menjadi 4 zona berdasarkan fungsi dan struktur permukaannya. Zona pertama pada bagian permukaan penutup yang mengandung kelenjar nektar dan rambut yang mengarah ke bawah disebut zona penarik. Zona kedua, tepat di bawah zona pertama, mengandung banyak kelenjar nektar dan permukaannya halus. Zona ketiga mengandung banyak kelenjar pencerna dan permukaannya licin berlilin. Zona keempat merupakan area pencerna dan penyerap, mengandung banyak rambut yang mengarah ke bawah. Fungsi rambut yang mengarah ke bawah adalah untuk mencegah mangsa lolos dari cairan maut. 4. Cephalotus
Tipe mekanisme penjebak : Lubang Perangkap (Pitfall)
5. Sundew - Drosera
Tipe mekanisme penjebak : Kertas perekat
Genus ini memiliki lebih dari 100 spesies dengan ukuran (mulai dari beberapa mm hingga 1 meter) dan bentuk daun yang beragam (mulai dari memanjang sampai membulat). Pada daun terdapat kelenjar berbentuk bulat dengan tangkai panjang yang disebut tentakel. Jika ada serangga yang tertangkap tentakel di sekitar mangsa akan bergerak mendekat. Beberapa spesies bahkan menggulung atau menekuk daunnya untuk memperbesar area kontak dengan mangsa. Droseramampu menghasilkan enzim pencerna.
Pada ujung rambutnya dilapisi cairan yang sangat kental mirip embun dengan aroma yang khas untuk menarik perhatian serangga. Serangga yang tertarik dengan aroma sundew berusaha mendekat dan hinggap pada tumbuhan sundew. Apabila terkena rambut-rambut halus sundew, serangga tersebut langsung menempel. Di saat serangga ingin melepaskan diri, daun sundew yang panjang justru menggerakkan daunnya ke arah bagian dalam untuk lebih merekatkan mangsanya. Kemudian, ia mencerna seluruh bagian serangga.
6. Tanaman Cobra (Darlingtonia)
Tipe mekanisme penjebak : Lubang Perangkap (Pitfall)
Genus ini hanya terdiri dari satu spesies, Darlingtonia californica. Tanaman karnivora yang disebut juga cobra lily ini berasal dari area pegunungan Amerika Utara. Daun tumbuh dari rimpang ke atas membentuk kantung dengan ujung berkubah dengan dua sirip. Sirip ini diduga berperan sebagai tempat landasan mangsa sebelum masuk ke dalam mulut kantung yang mengarah ke bawah. Di sisi dalam mulut kantung ini banyak terdapat kelenjar nektar. Bagian kubah hampir transparan. Setelah mangsa masuk kubah ini dapat menipunya hingga mangsa menabrak dinding dalam kubah dan tercebur ke dalam cairan. Sisi dalam kantung Darlingtonia sama dengan kantung Sarracenia, banyak terdapat rambut yang mengarah ke bawah untuk mencegah mangsa memanjat naik. Ukuran daun atau kantung dapat mencapai lebih dari 90 cm. Pada tanaman dewasa, rimpang dapat membentuk stolon. 7. Aldrovanda (waterwheel Plant)
Tipe mekanisme penjebak : Jebakan Jepit
Hanya ada satu spesies dalam genus ini, yaitu Aldrovanda vesiculosa. Tanaman air tanpa akar yang mengambang di air ini memiliki mekanisme penjebak yang sama dengan Venus dengan ukuran yang lebih kecil dan berfungsi di dalam air. CARA MENCERNA :
Tumbuhan Karnivora mencerna korbannya lewat proses penguraian kimia mirip sistem pencernaan pada hewan, juga dibantu bakteri dari luar. Produk akhir, terutama senyawa nitrogen dan garam-garam diserap oleh tumbuhan.
Tumbuhan karnivora sesungguhnya adalah tumbuhan hijau juga yang memproduksi makanannya dengan cara fotosintesis. Adaptasi mereka untuk mencerna protein hewan, adalah mekanisme bertahan (survive) di bawah kondisi lingkungan yang tidak ramah seperti media tanah yang kekurangan unsur hara.
0 komentar:
Posting Komentar